Selasa, 23 Februari 2010

semisal pengantar sebelum tidur

melamun di sebuah kamar yang kira-kiranya hanya beberapa petak, petak pun itu bukan petak umpet yang sering di mainkan anak-anak jaman dulu dan semoga saja masih tetap dimainkan di jaman sekarang
yang terlanjur meredup di makan permainan apa itu,playstation 1,2,3, yang apabila di bandingkan dengan lapangan golf, jelas masih terlalu besar lapangan golf di bandingkan kamar ini dan tidak lupa di temani kepulan asap rokok yang kebenaran
saya tidak ingin menyebutkan merek rokok apa yang saya hisap pada saat itu, saat dimana sedang melamun di kamar sambil memandangi pijaran bintang-bintang yang bertaburan yang nampak tidak beraturan, dikarenaken saya tidak tahu
para bintang itu sedang membentuk apa, leo kah, gemini kah, sagitarius kah, scorpio kah, vixion kah atau sekalipun jupiter kah, ah saya tidak. sudah begitu jelas kenapa saya mengatakan taburan bintang nampak begitu tak beraturan. karena sedang didalam kamar yang penuh akan debunya.

tidak mengerti, tapi dengan terpaksa ketidakmengertian ini harus di telan dengan bulat-bulat, sebulat tahu bulat yang marak
belakangan ini yang sering di jumpai dan yang tak sempat tercicipi.
antara iri, tidak bisa berbuat apa yang orang lain perbuat atau mungkin sudah di background-nin (kata background harusnya miring karena kata asing, tapi lebih enak apabila
diketik memakai tulisan di latar belakangi) rasa sifat jijik. saya tidak tahu karena saya tidak bisa mengerti.
ketika 'mungkin' orang itu bermaksud memberitahu kepada khalayak dengan pembawaannya sendiri yang mungkin pula di baluti sedikit nada menyindir (yang mungkin akan ada pada nada do) dan nada provokasi (dan lagi-lagi yang mungkin akan ada pada nada sol).
secara tidak langsung berteriak kepada orang-orang dengan nada lembut, selembut softex-softex yang hilir mudik di acara komersil :
"ini loh yang kamu keluarkan/kerjakan nampak seperti ini, itu. yang ini, yang itu." (sudah seperti berjualan es bon bon di tengah hujan yang tidak luput dibarengi geledek dan kilat saja)
"ah kamu buluan(dalam pembawaan teman dan saya)" (nampak sedang memiliki ternak marmot di kalangan ternak cucunguk)

mengerti, dengan terpaksa mengerti, karena memang mengerti adanya yang menyebabkan saya merasa paham.
ketika maling diteriaki maling kepergok memaling, bukan berarti memalingkan muka, tapi lebih tepatnya mencuri bukan memaling, karena bahwasanya tidak ada itu kata memaling.
tapi apa bila yang meneriaki maling itu adalah yang kebenaran ataupun tidak sengaja adalah maling, mungkin saya akan berpikir ulang untuk mengerti tadi dan tanpa harus menguras otak, karena apa peduli saya.
oh 'mungkin' bahwa mereka nampak selalu benar ya?

hanya dapat tersenyum dengan apa yang saya lihat
hanya dapat merasa bangga apa yang bisa orang kerjakan tanpa bisa memberi cindera mata
semoga lekas mengerti apa yang tidak di mengerti di dongeng hidup ini yang penuh akan misteri, sensasi, sugesti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar