Selasa, 23 Februari 2010

1 cerita, 2 berita, 3 derita

Nah yang ini boleh saja lah di sebut curhat ‘mungkin’, seorang pemimpin negara pun tak segan untuk curhat kepada rakyatnya, entah itu pemimpin Negara belahan mana, kenapa dengan saya engga. Seperti biasanya bangun di pagi hari, tepatnya jam sepuluh, jam sepuluh pun itu jam sepuluh lebih, tapi sayangnya saya tidak tahu persis akan lebihnya, jam sepuluh pada saat itu. Dan seperti biasanya juga melakukan ritual-ritual sehabis bangun dari tidur, lihat handphone, yang ga usah di sibutkan merknya bisi di anggap sombong, untuk sekadar memstikan jam berapa ini, dikarenakan saya harus bertolak ke wilayah DU, untuk tolab elmu,

dan ternyata cukup masih lama jam masuknya, saya sempatkan untuk membuka account facebook yang sedang marak meninggalkan penculikan, dan lalu segeralah saya kebawah, tapi bukan ke bawah tanah, kebawah pun hanya untuk mencuci muka, tentunya muka saya bukan muka buku. Seperti biasa lagi tradisi dari hari ke-hari tidak terlewatkan, tidak enak nampaknya sesudah bagun tidur tidak ngupil dulu, oh tapi bukan itu maksudnya tidak enak jikalau sehabis bangun tidur tidak meninyuh, menyetel, nah yang ini paling tepat, ya membuat kopi instan, dan setangkai rokok pun tidak lupa untuk saling melengkapi di pagi itu, pagi yang sebenernya itu sudah terlalu siang.
Dan ternyata habislah waktu saya untuk sejenak mengumpulkan nyawa, setelah sebelumnya terasa sungguh-sungguh ngantuk. Tapi apa daya saya harus sesegera mandi dan pergi ke kampus, yang sebagian orang anggap itu adalah kampus penjara. Dan yang sebelumnya saya persiapkan strategi memelas kepada mamah saya untuk meminta ganti sepatu, ah tapi ternyata strategi tidak berjalan sesuai rencana, ‘mungkin’ dikarenaken si strategi itu tidak punya kaki. Tapi tidak apa lah sekarang tidak jadi besok harus jadi, dan mungkin besoknya berpikir sekarang tidak jadi besok terus jadi dan seterusnya, berpikiran seperti ini lah yang tidak akan menuai hasil, mungkin. Tapi praduga seperti itu mungkin akan efektif saat kita sedang mau ngutang kepada warung, “mang sekarang ngutang dan besok saya bayar”, besoknya lagi “mang sekarang ngutang besok saya bayarnya” dan seterusnya. Terlebih dahulu mengisi perut sebelum benar-benar pergi meninggalkan rumah, walaupun tidak lapar juga.
Mulailah saya tunggangi sepeda motor yang keberadaannya benar-benar baru, ya benar-benar baru saya panaskan tadi sesudah makan, memanaskan pun bukan berarti saya mengejek-ngejek, mentempeleng, atau pun dalam bahasa sunda nya mah itu ngalelewe motor saya supaya dia panas, tapi hanya menekan tombol starter yang saya kerjakan untuk memanaskan motor itu. dan panas lah motor itu tanpa perlu saya ejek pun, tapi sayangnya tidak cukup tahu berapa suhunya saat itu, Nampak seperti orang gila kalau saya berniat untuk mengukur suhu motor itu, tenang saja sepanas gimana pun, motor tidak akan terjangjit DBD.
Seperti biasanya melewati jalur-jalur yang sudah tidak asing lagi untuk sampai ke kampus. Kira-kira disekitar jalan taman sari yang orang kebanyakan singkat menjadi tamsar saya sempat melamun dibuatnya, setelah melihat seorang gelandang yang tengah asiknya makan, entah apa yang beliau makan, sementara tadi saya makan nasi pakai sendok dan piring saya tidak habiskan nasi itu yang kebenaran saya dapat dengan mudah saat itu. ”sudah cukupkah saya mengeluh hari ini, sudahkah saya cukup mengeluh hari ini?”.
Sebenrnya bukan hal itu yang ingin saya tunjukan tapi hal di bawah ini nih,
Di hari yang sama, tapi jamnya berbeda, kira-kira tepat tengah malam, seperti biasa selalu susah untuk hanya bisa memejamkan mata yang merupakan itu adalah sebuah kenikmatan yang kadang orang lupa untuk disadari. Tidak bisa tidur, ya begitulah dari malam berganti malam. Dan lagi-lagi saya berlari kedunia maya untuk mengisi waktu itu, ga salah lagi, account facebook lah yang dibuka. Terpampang 28 notification mengisi berandanya. Tidak jauh-jauh berfikir, pasti ada orang yang menge-Tag-kan foto. Dan ternyata benar dugaan saya ada, lagu lama album baru ketika orang mengetagkan foto, yang menurut sebagian orang itu tidak lah penting. Tapi menurut saya sah sah saja, karena dari segelintir orang yang mengomentari itu bisa membuat saya tertawa. Dan ketika saya dapati saat online itu di salah satu group facebook, lagi lagi dan lagi ketidakmengertian yang saya dapati, selalu disetiap malamnya sebelum tidur, dongeng akan ketidakmengertian. Tidak tahu apa yang harus dilakukan akan ketidakmengertian ini. Ketika saya dapati di salah satu group itu yang Nampak begitu kontra dengan pemimpin Negara saat itu, membuat sebuah berita layaknya di dinding mereka, yang jelas-jelas itu berita yang terpampang ada dua buah itu mungkin bisa mendoktrin orang yang tidak tahu apa-apa akan pandangan terhadap pemimpin negaranya, tak terkecuali juga dengan saya ini. Tidak lupa dikomentari lah itu berita dengan komentar yang agak gak nyambung itu, kasian mereka udah cape-cape. Yang tidak perlu saya sebutkan akan berita tertulis itu.
Nah ini lah letak dimana ketidakmengertian saat itu, yang menyebabkan saya menjadi lebih susah untuk sekedar memejamkan mata. Saya tahu dalam segala sesuatu pasti menyisakan pro dan kontra atau dua sisi berlawanan, tapi akan kah terus begitu jalan ceritanya si A menjatuhkan si B, si B menjatuhkan si C dan seterusnya sampai si Z. dan di satu sisi pemikiran yang lain berkata “ah, namanya juga hidup sudah begini alur ceritanya ” apa kah di amini saja kata-kata itu atau di rubah? Angguk-angguk saja kah atau apa? Huleng!. Maaf bukannya saya so so gitu, bagaimana jika misalkan ini, sudah di takdirkan pemimpinnya si A, tapi tetap saja ada yang mendemo pemimpin tersebut karena merasa tidak puas akan kinerja pemimpin tersebut. Apabila disimpulkan tapi bukan dengan tali, Apakah sipendemo itu menentang jalan cerita yang sudah ditentukan, jalan ceritanya pemimpinnya harus si A atau apa, Nampak si pendemo yang mengeluh akan kinerja pemimpinnya. Dan akhirnya saya harus mengerti, karena ceritanya sudah begitu. Tuhan lebih berkehendak. Di satu waktu saya tidak mengerti dimakan kebodohan saya, di satu waktu yang lainnya saya sudah bisa mengerti dibuatnya.
Dan sebenarnya bukan itu pula yang saya maksudkan, saya Cuma ingin menge-Test kemampuan saya, apakah sudah bisa cepat dalam melakukan pengetikan, dan ternyata belum ada perubahan yang begitu signifikan dalam pengetikannya, masih menggunakan sebelas jari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar