Selasa, 23 Februari 2010

Manusia papan skor

Sudah seperti biasanya dia selalu melakukan kegiatan seperti itu di pagi hari, bangun tidur, membukakan jendela, merebahkan tangannya selebar mungkin sambil memandangi awan, tak lupa aroma teriakkannya yang tidak keras ia sisipkan di sela-sela kegiatannya pagi itu, “ah, masih terlalu pagi, tidur lagi”, begitu melulu kegiatannya di pagi hari dan dia pun bangun kembali bangun setelah cukup tidak sebentar dia tadi tidur. Di siang harinya dia harus pergi meninggalkan rumahnya bukan untuk selamanya, kalau selamanya tamatlah sudah cerita ini. Tapi dia pergi hanya setengah hari untuk menimba ilmu. Dia siapkan beberapa barang yang harus dia bawa, tiduk lupa ia pun membawa kumpulan papan yang ukurannya tidak begitu besar yang jumlahnya ada 9 buah, bentuknya kira kira seperti sebuah raket yang terbuat dari kayu. Ia sisipkan kumpulan papan itu di ketiaknya.



Mulailah ia melangkahkan kakinya dengan penuh rasa percaya diri, teriknya panas mentari pun tak melelehkan rasa percaya dirinya yang membungbung tinggi, yang apabila dibandingkan rasa percaya diri dia dengan menara Eiffel, masih terlalu tinggi menara Eiffel. Singkat cerita sampailah ia di tempat dimana ia tuju dengan kumpulan papan yang turut setia menemani langkah-langkahnya. Singkat cerita lagi terjadi obrolan kecil dikelas barunya itu, “siapa nama kamu” Tanya seseorang kepadanya, “Joni” jawabnya dengan nada meyakinkan dan penuh percaya diri. “siapa nama kamu juga” Joni balik bertanya dengan logat dia yang khas, yang terlalu sulit untuk digambarkan lewat kata-kata logat ia seperti apa. “Badrun” sahut temannya itu. spontan dari perbincangan itu, dan tanpa analisis yang lama ia keluarkan salah satu papan yang selalu ia bawa itu, Nampak tertulis angka 5 yang ia tunjukan pada temannya yang kebenaran bernama Badrun itu, kontan Badrun hanya bisa melongoh melihat apa yang dilihatnya. tidak lupa joni sedikit berkomentar kepada temannya itu yang kebenaran sedang menggenggam blackberry “hp saja masa kini, masa nama kaya gitu”. Temannya pun cukup tersenyum atas kata-kata Joni tersebut. Tidak lama berselang ada seorang perempuan berjalan di dekat mereka, dan tanpa analisis yang berlama-lama seakan-akan itu terjadi begitu saja ia mengacungkan papannya yang tertulis angka 6, dan lagi lagi temannya Badrun hanya bisa melongoh melihat apa yang yang Joni kerjakan, tapi Badrun tidak ingin mangambil pusing akan hal itu, dan percakapan pun berlanjut kembali. Setelah cukup lama, tercium oleh Joni bau parfum yang begitu meyakinkan, seyakin Joni akan kemampuannya sendiri. Dia berpikir, “wah pasti ini perempuan cantik”. Ternyata benar lewat lah perempuan itu dari arah yang berlawanan. Tanpa basa basi ia menyaut perempuan itu “hey, cewe” dan tidak lupa ia layangkan papan andalannya kepada perempuan itu yang bertuliskan angka 8 dan 5. Perempuan itu membalas sautan Joni dengan senyuman manisnya di bumbui sedikit ketidakmengertian, karena dua papan yang Joni acungkan. Sementara itu terlihat Badrun yang sedang menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, Badrun penasaran akan apa yang temannya lakukan, Badrun yang Nampak sudah Nampak akrab dengan teman barunya itu bertanya akan papan itu. Dengan nada kekota-kotaanya Badrun bertanya, “jon, apa sih itu yang kamu bawa, saya bingung”. Dengan santai dan sedikit kurang meyakinkannya, Joni menjawab “ah, engga run, ini hanya kumpulan papan saja, lumayan lah banyak kegunaannya saya bawa-bawa tiap hari juga”, “emang apa gitu kegunaannya, jon” Badrun semakin penasaran. “wah iyah yakin atuh, ini kalau kamu gerah bisa dijadikan kipas angin run, trus kalo kamu ingin berolah raga, pakai saja ini tinggal beli kok nya saja, jadilah bulu tangkis run, dan satu lagi nih kalau kamu mau menyebrangi jalan dapat menggunakan ini juga” Joni menjelaskan dengan enteng. “hmmm” Badrun hanya bisa berdehem tanda tak puas akan jawaban Joni. “ada lagi ga jon manfaat yang lainnya” Badrun bertanya kembali dengan sedikit menyindir, “ga ada run, paling itu saja, entar juga ada menyusul manfaat-manfaat lainnya yang spontan” jawab Joni.
Dari hari ke hari mereka semakin akrab, seakrab pertemanan antara tsubasa orzzora dan Misaki dalam tokoh kartun Nipon, Tsubasa lekat dengan bola yang ia selalu bawa, Begitu juga Joni yang selalu membawa kumpulan papan itu. Mereka Nampak klop dengan kepercayaan diri mereka dan ledekan-ledekan terhadap orang lain.
Selalu setiap apa yang dia lihat sedapatnya, tidak lupa ia layangkan papan bertuliskan angka-angka itu, tak peduli itu apa, siapa dan dimana, terkecuali terhadap orang tuanya. Senakal-nakalnya ia pun, ia adalah orang yang penurut terhadap orang tuanya. Sudah menjadi hal biasa bagi Badrun akan apa yang dilakukan oleh Joni, Dari mulai ketika Joni melihat foto Badrun di handphone-nya, Cara Badrun berSMSan dengan pacarnya dan seperti saat mereka berpapasan juga Joni selalu melayangkan papan nya, silih bergantian angka yang di layangkan, dan sesempat-sempatnya Joni memberikan sedikit komentar di sela-sela kebiasaannya itu, “ah kamu run, gitu-gitu amat setelan kamu, si amat aja ga gitu-gitu badrun setelannya”. Tapi tetap Badrun tidak mengerti akan hal apa yang sebenarnya di lakukan oleh Joni.
Dan sesekali Badrun beranggapan, ketika joni mengacungkan papannya yang bertuliskan angka 7 kepada Badrun, joni berpikir “oh itu sekarang jam 7” karena kebenaran waktu menunjukan pukul tujuh saat itu, setelah sebelumnya mereka punya janji pada jam tersebut. Dan sesekali pula Badrun mendapatkan betapa benar papan yang selama ini selalu dibawa Joni mempunyai manfaat yang menyusul katanya, seperti saat mereka sedang memesan baso dari kejauhan, di seberang jalan tepatnya, “Bang, pesen baso” teriak Joni sambil memperlihatkan papannya yang bertuliskan angka 2. Dan ketika saat ulangan pun ia manfaatkan ketika ia mau menanyakan soal nomor sekian ia perlihatkan papan nomor sekian. Badrun seketika mengagumi akan apa yang temannya kerjakan. Komentar Badrun yang membuat joni melambung, Joni pun berkata “coba run, pegang papan-papan ini”, “buat apa jon?” Tanya badrun. “pegang saja dulu, terus kamu pilah angka berapa yang pantas buat saya untuk saat ini, coba tunjukan” Joni berkata sedikit serius. “hah!” Badrun melongoh lagi sekejap, dan mengangkat setinggi bahunya, papan Joni yang bertuliskan angka 8, dan spontan berkata “oh, jadi ini papan skor jon, untuk menilai apa yang kamu lihat dan yang kamu dapat?”, “sungguh, sungguh ada ada saja kamu don!!!”, dan Joni pun hanya menjawab pertanyaan sekaligus pernyataan Badrun dengan menaik-turunkan halisnya, bukan dengan menaik-turunkan harga BBM.

1 cerita, 2 berita, 3 derita

Nah yang ini boleh saja lah di sebut curhat ‘mungkin’, seorang pemimpin negara pun tak segan untuk curhat kepada rakyatnya, entah itu pemimpin Negara belahan mana, kenapa dengan saya engga. Seperti biasanya bangun di pagi hari, tepatnya jam sepuluh, jam sepuluh pun itu jam sepuluh lebih, tapi sayangnya saya tidak tahu persis akan lebihnya, jam sepuluh pada saat itu. Dan seperti biasanya juga melakukan ritual-ritual sehabis bangun dari tidur, lihat handphone, yang ga usah di sibutkan merknya bisi di anggap sombong, untuk sekadar memstikan jam berapa ini, dikarenakan saya harus bertolak ke wilayah DU, untuk tolab elmu,

dan ternyata cukup masih lama jam masuknya, saya sempatkan untuk membuka account facebook yang sedang marak meninggalkan penculikan, dan lalu segeralah saya kebawah, tapi bukan ke bawah tanah, kebawah pun hanya untuk mencuci muka, tentunya muka saya bukan muka buku. Seperti biasa lagi tradisi dari hari ke-hari tidak terlewatkan, tidak enak nampaknya sesudah bagun tidur tidak ngupil dulu, oh tapi bukan itu maksudnya tidak enak jikalau sehabis bangun tidur tidak meninyuh, menyetel, nah yang ini paling tepat, ya membuat kopi instan, dan setangkai rokok pun tidak lupa untuk saling melengkapi di pagi itu, pagi yang sebenernya itu sudah terlalu siang.
Dan ternyata habislah waktu saya untuk sejenak mengumpulkan nyawa, setelah sebelumnya terasa sungguh-sungguh ngantuk. Tapi apa daya saya harus sesegera mandi dan pergi ke kampus, yang sebagian orang anggap itu adalah kampus penjara. Dan yang sebelumnya saya persiapkan strategi memelas kepada mamah saya untuk meminta ganti sepatu, ah tapi ternyata strategi tidak berjalan sesuai rencana, ‘mungkin’ dikarenaken si strategi itu tidak punya kaki. Tapi tidak apa lah sekarang tidak jadi besok harus jadi, dan mungkin besoknya berpikir sekarang tidak jadi besok terus jadi dan seterusnya, berpikiran seperti ini lah yang tidak akan menuai hasil, mungkin. Tapi praduga seperti itu mungkin akan efektif saat kita sedang mau ngutang kepada warung, “mang sekarang ngutang dan besok saya bayar”, besoknya lagi “mang sekarang ngutang besok saya bayarnya” dan seterusnya. Terlebih dahulu mengisi perut sebelum benar-benar pergi meninggalkan rumah, walaupun tidak lapar juga.
Mulailah saya tunggangi sepeda motor yang keberadaannya benar-benar baru, ya benar-benar baru saya panaskan tadi sesudah makan, memanaskan pun bukan berarti saya mengejek-ngejek, mentempeleng, atau pun dalam bahasa sunda nya mah itu ngalelewe motor saya supaya dia panas, tapi hanya menekan tombol starter yang saya kerjakan untuk memanaskan motor itu. dan panas lah motor itu tanpa perlu saya ejek pun, tapi sayangnya tidak cukup tahu berapa suhunya saat itu, Nampak seperti orang gila kalau saya berniat untuk mengukur suhu motor itu, tenang saja sepanas gimana pun, motor tidak akan terjangjit DBD.
Seperti biasanya melewati jalur-jalur yang sudah tidak asing lagi untuk sampai ke kampus. Kira-kira disekitar jalan taman sari yang orang kebanyakan singkat menjadi tamsar saya sempat melamun dibuatnya, setelah melihat seorang gelandang yang tengah asiknya makan, entah apa yang beliau makan, sementara tadi saya makan nasi pakai sendok dan piring saya tidak habiskan nasi itu yang kebenaran saya dapat dengan mudah saat itu. ”sudah cukupkah saya mengeluh hari ini, sudahkah saya cukup mengeluh hari ini?”.
Sebenrnya bukan hal itu yang ingin saya tunjukan tapi hal di bawah ini nih,
Di hari yang sama, tapi jamnya berbeda, kira-kira tepat tengah malam, seperti biasa selalu susah untuk hanya bisa memejamkan mata yang merupakan itu adalah sebuah kenikmatan yang kadang orang lupa untuk disadari. Tidak bisa tidur, ya begitulah dari malam berganti malam. Dan lagi-lagi saya berlari kedunia maya untuk mengisi waktu itu, ga salah lagi, account facebook lah yang dibuka. Terpampang 28 notification mengisi berandanya. Tidak jauh-jauh berfikir, pasti ada orang yang menge-Tag-kan foto. Dan ternyata benar dugaan saya ada, lagu lama album baru ketika orang mengetagkan foto, yang menurut sebagian orang itu tidak lah penting. Tapi menurut saya sah sah saja, karena dari segelintir orang yang mengomentari itu bisa membuat saya tertawa. Dan ketika saya dapati saat online itu di salah satu group facebook, lagi lagi dan lagi ketidakmengertian yang saya dapati, selalu disetiap malamnya sebelum tidur, dongeng akan ketidakmengertian. Tidak tahu apa yang harus dilakukan akan ketidakmengertian ini. Ketika saya dapati di salah satu group itu yang Nampak begitu kontra dengan pemimpin Negara saat itu, membuat sebuah berita layaknya di dinding mereka, yang jelas-jelas itu berita yang terpampang ada dua buah itu mungkin bisa mendoktrin orang yang tidak tahu apa-apa akan pandangan terhadap pemimpin negaranya, tak terkecuali juga dengan saya ini. Tidak lupa dikomentari lah itu berita dengan komentar yang agak gak nyambung itu, kasian mereka udah cape-cape. Yang tidak perlu saya sebutkan akan berita tertulis itu.
Nah ini lah letak dimana ketidakmengertian saat itu, yang menyebabkan saya menjadi lebih susah untuk sekedar memejamkan mata. Saya tahu dalam segala sesuatu pasti menyisakan pro dan kontra atau dua sisi berlawanan, tapi akan kah terus begitu jalan ceritanya si A menjatuhkan si B, si B menjatuhkan si C dan seterusnya sampai si Z. dan di satu sisi pemikiran yang lain berkata “ah, namanya juga hidup sudah begini alur ceritanya ” apa kah di amini saja kata-kata itu atau di rubah? Angguk-angguk saja kah atau apa? Huleng!. Maaf bukannya saya so so gitu, bagaimana jika misalkan ini, sudah di takdirkan pemimpinnya si A, tapi tetap saja ada yang mendemo pemimpin tersebut karena merasa tidak puas akan kinerja pemimpin tersebut. Apabila disimpulkan tapi bukan dengan tali, Apakah sipendemo itu menentang jalan cerita yang sudah ditentukan, jalan ceritanya pemimpinnya harus si A atau apa, Nampak si pendemo yang mengeluh akan kinerja pemimpinnya. Dan akhirnya saya harus mengerti, karena ceritanya sudah begitu. Tuhan lebih berkehendak. Di satu waktu saya tidak mengerti dimakan kebodohan saya, di satu waktu yang lainnya saya sudah bisa mengerti dibuatnya.
Dan sebenarnya bukan itu pula yang saya maksudkan, saya Cuma ingin menge-Test kemampuan saya, apakah sudah bisa cepat dalam melakukan pengetikan, dan ternyata belum ada perubahan yang begitu signifikan dalam pengetikannya, masih menggunakan sebelas jari.

Gaya wanita saat duduk

Disini saya duduk sambil mengetik bukan untuk so so ro memberi tahu (walau jujur memang di rumah banyak tahu), tapi sekedar untuk……. Apa ya? berbagi apa yang telah saya baca dari sumber terpecaya mungkin, karena kalau bener-bener percaya entarnya musrik lagi, ah haha h. percaya atau tidak akan apa yang saya ketikan ini, jelas sekali itu hak anda, bukan hak saya, apalagi hak sepatu, benarkah begitu. Duduk adalah hal biasa yang sering dilakukan oleh setiap orang dimana saja (tidak perlu saya sebutkan dimana-mananya), kapan saja (tidak perlu saya pula waktunya), dan dengan siapa saja (dan lagi-lagi tidak perlu saya sebutkan dengan siapanya). Bila dilihat sepintas tipe duduk orang khususnya wanita (karena judulnya saja udah ada wanita-wanitanya gitu), ah itu sama saja, kepalanya di atas, pantatnya di bawah (kalau kepala di bawah, pantat di atas itu namanya “nyungseb” dong),

tapi itu hanya sepintas melihatnya, tapi sebenarnya berbeda-beda cara duduk wanita itu, yang menurut ahli riset psikologi itu mengandung arti akan keperibadian orang yang sedang duduk itu.
biasanya gaya duduk ini bukan sengaja diatur, tapi dia melakukannya secara alamiah/tak sadar. Nah simak saja rahasia posisi duduknya, siapa tahu Anda bisa melihat perilaku tersembunyi di balik segala sikapnya pada Anda selama ini :

Duduk manis

Jangan salah, duduk manis bukan berarti dia duduk terus dikerumutin para semut, tapi duduk manis di sini yaitu kalau di gambarkan dengan kata-kata nampak seperti ini, kepala tetap di atas, dengan tangannya di atas lutut atau di kedua pahanya, anteng laiknya anak TK sedang duduk. Duduk seperti itu mengindikasikan bahwa wanita itu mempunyai sifat kekanak-kanakan, Ia pun suka mengkhayalkan hal-hal yang romantis dan seksi. Wanita ini asli romantis (bukan rokok makan haratis). Ia sangat memuja cinta dan mudah terbuai dengan angan-angan. Apalagi jika diminta menjadi isteri seorang saudagar kaya raya muda plus tampan, yang saat melamar membawakannya sekotak berlian - wah, dijamin hatinya akan berbunga-bunga (meski tidak sempat pernah ia tanam benih bunga di hatinya pun, karena itu adalah sebuah peribahasa).
Pada dasarnya wanita yang mempunyai gaya duduk manis ini mempunyai sifat jujur dalam berbagai hal, walau kadang jujur itu menyakitkan. Wanita ini juga bertipe terbuka, terutama untuk urusan busana yang semakin minim busana yang dikenakannya makin jelas apa yang diinginkannya. Si dia ini juga tergolong wanita yang kreatif (jelas bukan kere tapi aktif), apalagi untuk urusan pria yang bakal mendapatkan limpahan cintanya. Ia juga tergolong wanita yang penuh sensasi untuk urusan ranjang, ia terkenal dapat memberikan kreasi-kreasi sensual saat bercinta untuk memberikan kepuasan maksimal pada pasangannya. Karena itu sifatnya hangat, hangat disini bukan berarti dia selalu membawa kompor, obor atau apa saja lah. Dan ia mudah beradaptasi dalam segala situasi kondisi toleransi jangkauan dan pandangan, yang apabila di singkat akan menjadi apa ya?. Ia juga terkenal cemburuan. Apalagi jika kemauannya diacuhkan padahal ia merasa dirinya sudah banyak berkorban.

Duduk kaki sejajar

Gambarannya seperti ini, tetap kepala ada di atas, seluruh tubuhnya di sandarkan ke kursi, dengan posisi kakinya yang sejajar (tapi tidak usah repot-repot untuk mengukur bahwa kakinya benar-benar sejajar, dikira-kira saja lah) dan tertata rapi. Posisi duduk seperti ini menunjukan bahwa dia adalah tipe wanita yang hangat di tempat tidur karena seluruh auranya dipenuhi dengan kasih. Eh salah dengan gairah maksud saya.
Ia tidak segan melakukan apa saja untuk memuaskan pasangannya soalnya ia tipe pejuang yang tinggi untuk urusan cinta. Ia juga bukan tipe wanita yang gampang menyerah. Wanita yang terkenal agresif ini memang suka seradak-seruduk tak seperti banteng dan meninggalkan urusan lain yang menurutnya kurang urgent. Jadi jangan kagett! jika ia melakukan kecerobohan dalam langkahnya. Wanita ini juga tidak gampang dirayu, apalagi terkena rayuan gombal. Kecuali misalnya, jika si perayu itu memberinya sebuah kunci villa lengkap dengan kolam renang dan taman bunga di halaman belakang sebagai kado, maka akan dipertimbangkan sekali lagi rayuan itu, kenapa mempertimbangkannya? ‘mungkin’ si wanita itu berpikir ulang karena yang di kasihkan itu hanya kuncinya saja, coba kalau si pria itu memberi sebuah villa tanpa kunci, dan mungkin juga si wanita ini akan mempertimbangkannya juga. Haha pusing ya, ga usah di pusingkan, ga penting da. tapi begitu ia mengambil keputusan, ia tidak mau ada seorang pun yang menentangnya.

Duduk 'mengundang'

Mengundang, oh dari namanya saja sudah terbayang itu mengundang, bisa mengundang gairah, amarah, kasihah (seharusnya kasihan, tapi sedikit memaksa supaya ngepas, maka jadilah kasihah) dan apah sajah lah yang lainnyah. Dekskripsinya seperti ini, seperti biasa kepala selalu ada di atas ketika duduk, karena tadi saya sempat ketikkan, kalau kepala di bawah itu bukan duduk tapi nyungseb, apa yang seperti itu bisa di katakan duduk mengundang? Jawabannya, ya, itu mengundang rasa kasihan kita terhadapnya. Tapi yang benarnya yang sejalan dengan gaya duduk wanita yang mengundang itu seperti ini nih.
posisi kakinya terbentang lebar kalau orang sunda bilang itu cangegang, bagaimana sudah terbayang? Sudah sejauh manakah anda membayangkannya? Tapi awas jangan membayangkan yang engga-engga ah. hehe. posisi duduk seperti itu serasa 'mengundang' orang-orang sekitarnya untuk memandang daerah samar di dalam pahanya yang mulus itu menandakan bahwa dia merupakan tipe wanita yang selalu ceria, mudah bergaul dan seorang penggoda tulen. Tak jarang penampilannya membuat dada pria berdetak seperti drum-band dengan fantasi sensual yang dapat melambungkan pikirannya ke hal-hal yang terlarang. Tapi jika ia tahu penampilannya dianggap serius, ia dapat berubah menjadi wanita yang jutek dan ketus. Kesannya seperti jinak-jinak merpati saja. Haha.
Sebenarnya wanita yang suka 'mengundang' birahi pria ini tidak tahan dilanda kesepian. Ia menginginkan ada seseorang pria yang selalu siap menghangatkannya setiap saat (seperti kata-kata yang di usung merk salah satu deodorant yang beredar di pasaran). Maka dari itu untuk anda para pria sejati yang tidak selalu merokok rokok bermerk sejati siap sedia cempor atau obor. Supaya bisa selalu menghangatkannya. Emosianya pun mudah terhanyut ke hal-hal yang romantis, sebab perasaannya itu terlalu melankolis dan terkesan mendayu-dayu. Apalagi jika ia tahu Anda memberikan perhatian besar. Maka perasaan melankolisnya itu akan berubah sekejap ke arah yang lebih 'mengundang' lagi.

Duduk di Pinggir

Menurut pakar psikologi wanita yang cara duduknya Nampak seperti ini, yaitu sukanya duduk mojok, di pinggiran kursi , atau di bibir (ujung) kursi dengan posisi kaki yang tertata rapi, semoga terbayang gimana si wanita itu duduk, jangan yang mengundang saja yang sungguh-sungguh di bayangkannya, wanita ini tergolong wanita yang bijaksana dan baik hati. Ia tak segan membantu orang yang memerlukannya.
Ia juga termasuk orang yang mudah percaya dengan janji-janji tanpa perlu embel-embel bukti. Ini mengakibatkan wanita ini termasuk wanita yang gampang dikibuli dan mudah termakan rayuan gombal para den . Karena cukup dengan kata cinta dan janji-janji yang cukup dapat menyebabkannya hanyut saja sudah dapat membuatnya lupa daratan karena kasmaran.
Wanita ini juga termasuk orang yang peka dan mudah bereaksi cepat jika ia tahu ada pria yang memberikan perhatian lebih padanya. Ditambah lagi, wanita ini tergolong orang yang tidak tega menolak cinta, sehingga ‘terkesan’ wanita gampangan dan karena itu ia sering terperangkap dalam masalah yang bakal ia sesali setelah ia kembali kedunia nyata.

Duduk Menyilang

Pasti anda tahu bagaimana duduk menyilang itu, tapi apa salahnya saya mengambarkannya lagi dengan kata-kata tapi, seperti biasa lagi kepala selalu di atas saat duduk, kakinya saling tumpang tindih dengan lutut, kaki kanan di atas kaki kiri, atau sebaliknya sama saja itu menyilang. Gaya duduk wanita seperti ini menandakan bahwa wanita ini adalah seorang yang istiqomah kalau bahasa arabnya tapi kalau bahasa indonesianya itu yeguh pendirian. Ia tidak mudah tergoda dan tertipu oleh rayuan pulau timun suri. Dan ia pun sangat fasih dalam melihat mana yang gombal dan mana yang dapat di andalkannya. Jeli mengukur ketebalan dompet pria, bukan berarti dia selalu sedia bawa penggaris kemana-mana lah. Maklum saja, soalnya ia termasuk tipe yang sangat concern (hati-hati) dalam menguji dan mengkalkulasi segala keuntungan yang bakal ia dapatkan sebelum membuat keputusan. Apalagi ia termasuk wanita yang tidak mau menyesal ataupun me-revisi kekurangan-kekurangan pasangannya nanti. Begitu ia yakin pasangannya dapat diandalkan, ia tidak akan ambil pusing lagi untuk jatuh ke dalam dekapannya.
selain itu Ia juga merupakan wanita yang anti diberi nasihat. Kenapa? Karena ia merasa bahwa dirinya paling benar dalam urusan apapun. Untuk itu ia tergolong orang yang egois dan sangat mementingkan dirinya sendiri. Tapi jika pasangannya dapat memberikannya kehidupan yang makmur seumur hidupnya, tidak peduli usia pasangannya mirip dengan ayahnya, akan tetap dinikahi juga. Tapi bukan berarti ia seorang materialistis sejati, ini hanya sekedar perumpamaan bung bahwa ia ini tipe wanita yang berpendirian dan tidak mudah goyah dengan godaan-godaan yang akan membuat dirinya tidak Pede dengan pria pilihannya. Karena ia seorang wanita yang terkenal sabar dan rajin dalam melakukan kegiatan-kegiatannya.


sumber : http://www.indowebster.web.id

semisal pengantar sebelum tidur

melamun di sebuah kamar yang kira-kiranya hanya beberapa petak, petak pun itu bukan petak umpet yang sering di mainkan anak-anak jaman dulu dan semoga saja masih tetap dimainkan di jaman sekarang
yang terlanjur meredup di makan permainan apa itu,playstation 1,2,3, yang apabila di bandingkan dengan lapangan golf, jelas masih terlalu besar lapangan golf di bandingkan kamar ini dan tidak lupa di temani kepulan asap rokok yang kebenaran
saya tidak ingin menyebutkan merek rokok apa yang saya hisap pada saat itu, saat dimana sedang melamun di kamar sambil memandangi pijaran bintang-bintang yang bertaburan yang nampak tidak beraturan, dikarenaken saya tidak tahu
para bintang itu sedang membentuk apa, leo kah, gemini kah, sagitarius kah, scorpio kah, vixion kah atau sekalipun jupiter kah, ah saya tidak. sudah begitu jelas kenapa saya mengatakan taburan bintang nampak begitu tak beraturan. karena sedang didalam kamar yang penuh akan debunya.

tidak mengerti, tapi dengan terpaksa ketidakmengertian ini harus di telan dengan bulat-bulat, sebulat tahu bulat yang marak
belakangan ini yang sering di jumpai dan yang tak sempat tercicipi.
antara iri, tidak bisa berbuat apa yang orang lain perbuat atau mungkin sudah di background-nin (kata background harusnya miring karena kata asing, tapi lebih enak apabila
diketik memakai tulisan di latar belakangi) rasa sifat jijik. saya tidak tahu karena saya tidak bisa mengerti.
ketika 'mungkin' orang itu bermaksud memberitahu kepada khalayak dengan pembawaannya sendiri yang mungkin pula di baluti sedikit nada menyindir (yang mungkin akan ada pada nada do) dan nada provokasi (dan lagi-lagi yang mungkin akan ada pada nada sol).
secara tidak langsung berteriak kepada orang-orang dengan nada lembut, selembut softex-softex yang hilir mudik di acara komersil :
"ini loh yang kamu keluarkan/kerjakan nampak seperti ini, itu. yang ini, yang itu." (sudah seperti berjualan es bon bon di tengah hujan yang tidak luput dibarengi geledek dan kilat saja)
"ah kamu buluan(dalam pembawaan teman dan saya)" (nampak sedang memiliki ternak marmot di kalangan ternak cucunguk)

mengerti, dengan terpaksa mengerti, karena memang mengerti adanya yang menyebabkan saya merasa paham.
ketika maling diteriaki maling kepergok memaling, bukan berarti memalingkan muka, tapi lebih tepatnya mencuri bukan memaling, karena bahwasanya tidak ada itu kata memaling.
tapi apa bila yang meneriaki maling itu adalah yang kebenaran ataupun tidak sengaja adalah maling, mungkin saya akan berpikir ulang untuk mengerti tadi dan tanpa harus menguras otak, karena apa peduli saya.
oh 'mungkin' bahwa mereka nampak selalu benar ya?

hanya dapat tersenyum dengan apa yang saya lihat
hanya dapat merasa bangga apa yang bisa orang kerjakan tanpa bisa memberi cindera mata
semoga lekas mengerti apa yang tidak di mengerti di dongeng hidup ini yang penuh akan misteri, sensasi, sugesti.

Layaknya kata pengantar

Antara nyata dan maya. Maya dan nyata. Wah nampaknya itu sama saja pengertiannya, Cuma beda dalam penulisannya, itupun menurut saya, ga tau tuh kalo menurut mama loren ‘mungkin’ bisa saja menurut dia beda, ‘penulisan menggandung arti’ ,oh benarkah begitu?ya, bisa saja, penilaian orang berbeda-beda. Kalo kamu penasaran ya coba saja ikutan acara REG REG an (reg reg an disini bukan berarti reregan yang buat nutupin kaca,dan kaca pun bukan kaca mata, jelas bukan mata saya apalagi mata kamu ). Coooobaaaaa (*dengan nada perwayangan) saja tanyakan ke si REG itu, barangkali dia tau makna antara maya dan nyata ataupun nyata dan maya.

Dan ketika maya dengan nyata disangkut pautkan ataupun sebaliknya nyata dengan maya. Terserah mau pilih yang mana, itu hak kamu. Dan sudah pasti bukan hak saya, dan bukan pula hak orang tua kamu.
niat mau mencurahkan pikiran tentang dunia maya, loh ko malah berputar-dulu dengan sesuatu yang tidak karuan sampai-sampai menghabisakan dua paragraph dan beberapa kata. Oh,itu hak saya dong. Dang ding dong.
Maya…….
Ya sama seperti yang lainnya, memiliki dua sisi antara kebaikan dan keburukan, adapula yang menengah (tidak baik dan tidak buruk). Berarti jd 3 sisi dong?. Ya mungkin bisa saja, tapi peribahasa itu (memiliki dua sisi) sudah terlanjur enak untuk di ucapkan di dunia belahan manapun, apalagi kalo kita mengucapkkannya sambil makan-makanan enak berikut ditlaktir, wah betapa enaknya.
Maya…….
Ya, maya merupakan ladang pengetahuan, pencerahan, pendidikan, permasalahan, percakapan, perjudian, percandatawaan, (wah nampaknya yang terakhir tidak pantas tuh kalo pake imbuhan pe-an),ya begitulah penilaian orang akan dunia maya. beribu-ribu penilaian seperti pulau di Indonesia yang jumlahnya beribu-ribu, berikut semuanya belum terkasihi nama.
Dan saya pun mengalaminya (jangan anggap ini sebuah curhat tpi anggap saja ini sebuah angin gelebug yang tidak sama dengan angin AC, atau apa lah, ga tau saya juga).

Ambil saja ah satu contoh tentang fb,pasti tau lah apa itu fb?, atau fb itu apa?ya benar, tidak salah lagi, itu facebook yang konon saat ini sedang marak-maraknya digunakan. Digunakan siapa saja,dimana saja,kapan saja. Tua, muda, tidak tua dan tidak muda. Di kelas, di kantor, di kampus, di wc, bahkan di got sekalipun jika berkehendak. sebelum tidur, bangun tidur, sesudah makan, sebelum makan, dan di siang hari, wah nampaknya fb(kalo d baca jadi epbe oleh org sunda, bukan eph bi) sudah seperti minum obat saja 3x2 3x4 6x4 bahkan 8R.

Dari mulai yang berbau positif sampai negatif, ada tuh di fb. Dan saya pun bersyukur bisa merasakannya banyak pelajaran dan inspirasi yang saya dapat, blum tentu tuh org di pelosok sana bisa ngerasain (lebih tepatnya merasakan). Dan dari kacamata mata saya ,walau jujur saya ga pake kacamata, banyak hal-hal yang unik dari sana, Dari mulai A-Z 0-9 ada. Mungkin ini juga terjadi pada diri saya. Mungkin juga pada anda, itupun kalau ada yang membaca cacatan saya ini yang mungkin menurut sebagian orang mereka katakan tanda kutip ALAY (sebutan yang sedang marak-maraknya dimakan zaman sekarang) tapi saya terlanjur yakin bakal ada yang baca cacatan saya ini. Apa itu keunikannya ,dan ‘mungkin’ ini lah yang saya dapati :

1. Ketika Notification (kalo di translet ke bahasa Indonesia jadi pemberitahuan.red) ga ada satupun yang singgah di account facebooknya ,dia huleng ‘eumh meni sepi kieu FB teh’. Eh ketika Notifnya penuh morang-maring teu paruguh (tidak usah dibahas, semoga saja mengerti). Dan keheranannya, euh kieu salah kitu salah. Ges weh jadi remaja masigit.

2. Ketika sesuatu yang ga penting harus di munculkan kepermukaan(seperti cacatan saya ini mungkin) atau menurut anak gaul pada jaman era informatika ini mereka sebut GJ. Orang-orang berkomentar entah tertulis ataupun tidak tertulis “Naon sih”, “ah gejeh maneh” orang yang tidak bisa terima dari komentar itu mungkin akan membalas semengenanya “belegug, teu nyaho eta teh tulisan nanya” , “heu’euh maneh rameutuk”. Padahal mungkin apa yang orang lain tarik kepermukaan yang menurut kita anggap tidak penting itu adalah ilmu, walau ilmu itu setetes keringat tukang beca. Saya pun sering berbuat itu, ah namanya juga manusia tidak luput dari rasa ingin menonjolkan diri. Penting ga penting nu penting mah gaya CEUNAH lah. Burung pun ingin terbang tinggi setinggi angkasa ini jika mampu.

3. Tulisan Tidak bisa di baca dengan mata telanjang.

4. Konon social networking (semisal friendster, facebook,twitter, twister dan sajabana) rawan akan ke-ALAY-an. Maybe. apa itu alay. Saya pun tidak tahu jelas akan tulisan itu. Sepengetahuan saya mah alay teh kampring ceunah. Tapi teuink ‘mungkin lagi’ seperti saya ini. Lebih jelasnya search di google pasti banyak yang membahas itu. Tuh pan euweuh gawe ngabahas alay. Malah ada yang NIAT bikin kamus alay segala (saya acungkan dua jempol atas kreatifitasnya). Coba saja cari jika berminat. Tapi mending mencari lowongan pekerjaan dari pada mencari nukararitu patut mah lah. Apa jadinya ketika alay berteriak alay? besar.

5. Mendekati sempurna layaknya peribahasa 4 sehat lima sempurna (nah yang ini jelas-jelas GJ bung).

Masih banyak yang unik di dunia maya yang tidak bisa diraba tapi bisa rasa, rasa yang ebgitu bemacam-macam, semacam rasa nano-nano, nano-nano yang merupakan salah satu nama permen yang bersaing dipasaran. Coba bantu saya untuk menemukan keanehan yang lainnya, biar kita pansus kan sama-sama seperti kasus century yang tak usai-usai.

Pandangilah orang lain dengan mata sebelah yang tertutup layaknya bajak laut, maka anda pun akan di pandang dengan sebelah mata juga, begitu adil. Dan tumbuhan pun pingin tumbuh mekar sekehendaknya. Akhir kata JELAS jalan menuju rumah saya berbeda dengan orang lain bung.

Anak cucu pun bercerita

Saat itu, saat dimana saya sedang benar-benar sedang tidak berada di cisaat.tapi saat itu saya berada di kerumunan orang-orang yang kira-kiranya berjumlah 3 orang dengan saya. Ya disitu, di tempat itu, tempat dimana cikal bakal “mungkin” para pemimpin tumbuh besar. Walaupun itu sekalipun hanya sekadar pemimpin rumah tangga kelak nanti. Saat itu bertepatan dengan malam minggu, malam dimana kalau menurut sebagian orang adalah ‘wakuncar’ (waktu berkunjung pacar.red), tapi TIDAK (sambil menyetopkan tangan) bagi kami. Bukan soal kami tidak punya pacar,(kebenaran saat itu kami sedang punya kadodoh,kecuali satunya lagi temen kami yang tidak punya) tapi alasan lain yang mendasar lah yang menyatakan kami harus berada di sebuah tempat, ya sebutlah tempat itu ‘kostan’ (walau sebenernya itu bukan lah kostan murni itu kostan) setelah seminggu full harus berkutat dengan mata kuliah yang tidak semuanya mata kuliah bisa saya terima dengan baik.


Malam minggu demi malam minggu saya habiskan bersama beberapa teman saya di kostan itu. Kalau saya boleh hiperbola dalam menggambarkan kostan itu, wah itu sebuah bangunan yang kalau dibandingkan dengan wc rumah saya, masih terlalu besar dan nyaman kostan itu. Kostan dimana kita selalu sulit dibuatnya hanya untuk sekadar mengetahui perbedaan antara pagi dengan sore, dan sore dengan pagi. Kostan yang selalu melatih kesabaran ditengah jail nya para pemakan bangkai itu (pemakan bangkai=menunjuk ke teman-teman saya). Pasti saja dan selalu jika ada salah satu dari kami yang masuk ke wc nya untuk ‘maaf’ pups, selalu saja di kunci diluar dengan durasi yang bisa dikatakan tidak sebentar.

Di situ (bukan berarti menunjuk ke situ ciburuy), bangunan yang saya tidak tau sama sekali kapan di bangunnya, bangunan yang di bangun pembangun itu. Andai saja saya tau, mungkin saya akan menuliskannya. Bangunan itu bangunan yang punya banyak cerita untuk kelak kami ceritakan pada anak cucu kami (itupun kalau ingat,tapi kayanya akan lupa). Tempat menanam benih-benih canda tawa dan duka lara. Tempat menghabiskan waktu di akhir minggu kami untuk berREMI ria ditemani kerikil makanan dan sedikit minuman yang terpisah dengan kulkasnya, kulkas, ya kulkas, kulkas yang jarang panen akan makanannya. Jikalau pun ada, ah itu hanya sebungkus keripik tempe dan hanya sekali, selebihnya nihil akan makanan. Pernah saya dapati ketika saya sedang lapar-laparnya, ketika membuka kulkas itu ada sebungkus keripik tempe yang wujudnya nampak sudah beku dibuatnya, sontak saya pun sesegera bertanya kepada teman saya yang sebut saja lah dia wellem, saya bertanya dengan nada kagett “astagfirullohhaladzim, guh, tinggali na pulkas aya naon?” . kontan wellem pun menjawab dengan nada seadanya dan sedingin pula “jiss, naon ieu di aya kiripik tempe na kulkas”. Sang empunya kostan pun menjawab spontan dengan nada tak bersalah “meh ngerekes euy (sembari nyengir)”. Apadaya dimakan pula lah itu makanan. Dan remi pun terus terjadi, tidak lupa selalu di iringi lagu-lagu vierra, hampir se-album lagu-lagu itu kami dengarkan ditengah-tengah kami sedang serius memikirkan kumpulan kardus bergambar itu. Saking seringnya diputar ulang, saya pun mungkin tahu betul lirik-lirik lagunya, saya berani bertaruh jikalau dalam ujian ada soal yang menanyakan lirik vierra itu, saya yakin akan mendapatkan nilai maksimal, hehe.

Di bangunan itu , tempat yang menyimpan cerita-cerita menarik bagi saya, tapi mungkin tidak bagi orang lain, mereka kan ga merasakannya. andai saja kamu disitu turut bersama kami, mungkin kamu bisa berasakannya. Tapi kayanya ga usah kayanya, kalian sudah terlanjur punya cerita masing-masing dalam menjalani hidup. Disiang harinya di hari yang berbeda tapi kegiatan malamnya selalu sama, remi, remi, dan remi, sampai terpikir oleh kami, kelak kita bikin program game remi (akh wae). Di siang itu saat saya benar-benar belum bangun, teman saya pergi ke wc yang kebenaran ada di dalam kostan mungkin dia mau buang hajat, tapi ga tau lah, karna saya belum bangun dan sudah pasti saya lagi tertidur lelap dimakan rasa ngantuk yang sebelumnya saya tertidur saya harus berjuang keras sekuat tenaga, tenaga beca, untuk tidak menyandang gelar ‘RT’, ‘RW’ dan sebagainya. Bergantian pemilik kostan pun masuk ke wc, nah yang ini saya tau kenapa dia pergi ke wc, ke wc yang banyak jentik nyamuknya. Dia, orang itu, orang yang menyewa kostan itu, ya benar, dia mau buang hajat. Oh betapa nikmatnya bagi dia, yang telah membuang hajat dengan dingin, tapi……………………………………………………

Tidak lama kemudian saya pun terbangun dan pengen buang hajat. Saya pun sesegera mungkin menuju wc yang tadi telah dikotori penyewa kostan itu. Dengan keadaan yang masih lulugu (lulugu=keadaan saat baru tidur) saya buka pintu wc itu, dan tenyata saya dapati beberapa roladeu (roladeu=sejenis makanan daging ayam cincang, walau jujur saya tidak tau prĂ©cis bagaimana menulisakan kata roladeu itu) yang sedang asik-asiknya berenang di waterclose. Spontan saya memanggil lagi teman saya “guh, anying, tingali kalakuan baturan sia(sembari garuk-garuk kelapa)”. lempar kata pun terjadi saat itu. Wellem say “naon ai manyeh hudang sare aadatan”. Saya pun kembali melempar dia kata-kata “tingali heula anying kadieu keudeung” saya berkata begitu sambil cengengesan + marah. Wellem pun tidak mau menghampiri saya yang sedang ada disela-sela pintu wc, mungkin dia tidak mau diganggu karena lagi asik main PES atau mungkin dia sudah tau bahwa di wc ada apa. Dengan kecewa dan putus asa mencari si genzo itu (orang yang terakhir kali diam di kamar kecil). Di pagi itu, yang sebenernya saya tidak tau apakah itu pagi atau siang, sesegera mungkin saya mencari tersangka itu keluar. Tidak lama kemudian saya berhasil menangkap dia yang sedang asik mencari sinyal hapenya diluar sana. Saya tuntun dia ke TKP itu. Saya pun mulai menghakimi nya dengan suara lantang “nyink di ,tingali maneh mode doll teu di seblok”. Seperti biasa dengan raut muka yang ‘tiis’ dan tidak bersalah dia hanya memberi saya cengiran yang khas, dan untungnya langsung dia seblok, dan wellem pun hanya bisa tertawa terbahak-bahak melihat kebodohan saya, sebenernya saat itu saya ingin sekali membagi kebodohan saya kepada dia untuk memandangi roladeu itu.

Di bangunan itu, saya tunjukan pula, bahwa teman is numero uno. Ya, saat itu handpone saya berbunyi dan bergetar, pertanda ada sms masuk. Kira-kira beginilah bunyi pesan tersebut “bah, urang aya di kostan chrdi duaan, maneh kadieu urang remi yeuh”, euh remi dai remi dai (sambil mengeluh). Tidak ada kerjaan lain selain itu. Tapi terpikir jiwa pahlawan saya saat itu, saya tidak tega melihat mereka remi hanya berdua,hahahaha. Di siang itu, kali ini saya bener-benar tau bahwa itu adalah siang, saya pun sesegera bergegas menghampiri mereka, walau jarak tidak dekat saya abaikan. Sesaat sesudah saya tiba di tempat itu. Tidak lama remi akbar pun digelar kembali. Dan tidak lama kemudian hape saya berdering di tengah-tengah saya lagi asiknya remi. Tanda-tanda ada pesan, pesan yang mungkin sekuat tenaga masuk ke hape saya karna sinyal minim yang harus ia dapati. Pesan text yang ditujukan pada saya “yangst bisa jemput ga pulang sekolah”. Saya pun memutar otak untuk membalas sms itu, dan tiba lah saya membalas sms itu dengan nada sedikit berbohong,sedikit merayu(ga banyak ko’) “adulh ga bisa uy, lagi di kostan temen nyari bahan nih yangs” tiis dan berharap dia percaya, itulah pikiran saya saat itu, tapi jujur kata sebenernya saat itu emang sebelumnya ada niat untuk cari bahan software dan bahan untuk ketikan pada saat ini. Dan remi pun terus berlanjut. Dan apabila saya ceritakan kejadian itu terlalu malas untuk saya ceritakan. Karena pasti tahu jawabannya, (tidak rame).

Dan ternyata sesungguhnya tertawa itu nikmat dan yang lebih nikmat itu di tertawakan karena, orang negative berpikir dan membusukkan dadanya, akh saya jadi bahan celaan, ledekan, ataupun celaan. Tapi orang positif berpikir dan membusungkan dadanya, betapa bahagianya saya bisa menyebabkan orang lain bahagia dengan tertawaannya. Mungkin bagi sebagian orang jika saya menuliskan cerita ini akh itu hanya sebuah ke-GJ an atau GP (yang konon itu bahasa geol pada masa kini ceunah). Tapi betapa GJ dan GPnya anda jika anda terlanjur membacanya, padahal masih banyak tuh bacaan yang lebih penting yang harus dibaca, semisal buku fisika dll.

KITA adalah apa yang KITA pikirkan mengenai diri kita sendiri

Dari judulnya sih mungkin sudah bagus nih,tapi coba kita lihat isinya (lebih tepatnya di baca bukan dilihat saja). Oh tentu itu relative dong! Coooobaaaa…..

Mungkin banyak contoh kasus yang saya maksudkan pada judul diatas. Itu judul pun referensi dari sebuah buku yang saya baca,bukan saya makan. Setelah saya sedikit demi sedikit sampai hatamnya, dan setelah saya piker-pikir juga, ya ternyata saya bisa mengamini judul diatas, judul yang berbunyi apa bila di bacakan (saya tidak peduli logat yang digunakan memakai logat apapun) akan berbunyi seperti ini “KITA adalah hasil dari apa yang KITA pikirkan mengenai diri kita sendiri”. Ya diri kita sendiri, jelas bukan orang lain.

Suatu hari saya menemukan seorang preman di suatu pasar, entah itu pasar mana terlanjur lupa untuk saya mengingatnya. wah betapa bangganya saya menemukan seorang preman, mungkin sama bangganya ketika cristopher coloumbus menemukan benua amerika (walau di sebagian sumber mengatakan bahwa penemu amerika adalah orang-orang afrika, bukan lah crhistoper coloumbus yang menemukannya, tapi james cook lah yang menemukan benua Australia). Dan kenapa preman itu disebut preman padahal sama saja dengan kita, makan dengan nasi bukan dengan tangan. Dan mungkin itu pasti! Yang saya maksudkan dalam judul. Pola pikir yang membedakannya, si preman itu mengganggap/berpikir bahwa ini loh saya ini seseorang(preman) yang berani,tidak takut mati,yang bisa menguasai daerah ini atau apa lah kata-kata/pemikiran yang mengagungkan dirinya sendiri (tentu bukan orang lain), maka jadi lah si orang itu menjadi seorang preman.

Di suatu lain hari pula, hari dimana tidak sama dengan hari di atas. Saya menemukan seseorang, ya seseorang, bukanlah bola lampu yang saya temukan seperti yang di temukan oleh Thomas alva Edison. bisa dikatakan si orang yang kebeneran itu adalah teman saya yang cerdas,pintar atau apa lah hal lainnya yang positif. Tapi di suatu hari saat dia sedang ujian dikealas. Entah tau kenapa dia terlihat beda, dari bahasa tubuhnya atau raut wajahnya terlihat dia tak berdaya dimakan kepanikannya, mungkinkah dia panik karena sebelumnya tidak mencabuti rambut-rambut yang ada di ketiaknya ataukah dia panik karena sebelumnya ‘maaf’ tidak ee’ dulu, sehingga sakit perut. Oh tapi saya tidak tahu kenapa dia benar-benar panik. Dan kepanikannya yang dia rasakan saat itu menyebabkan si orang tersebut ya panik dan amburadul lah hasil ujiannya pun, karena dia tidak bisa fokus akan soal-soal yang dia dapatkan. Kepanikkan lah yang melulu dia pikirkan dan tercipta lah dia orang yang benar-benar panik.

Terlalu banyak kasus yang berbanding lurus dengan judul diatas, mungkin. Semisal contoh nih, saya temukan kembali seseorang (wah bakat euy jadi penemu), sedikit cerita, saya juga penemu nih,,,ahahahaha :P. penemu uang recehan yang selalu mamah saya simpan di atas timbangan. Kembali lagi kita adalah apa yang kita pikirkan mengenai diri kita sendiri, ketika kita berfikir, wah saya bisa nih ngelakuin ini, maka insya allah kita bisa ngelakuinnya dengan keinginan yang kuat, tapi saat kita berfikir/merasa, akh saya meles/tidak bisa nih ngelakuinnya (kalah sebelum perang), terus rasa malas, malas dan malas yang menyelimuti maka ya bener-bener maleslah yang kita dapatkan. Dan ketika seseorang merasa dirinya PD, penting , dengan atribut yang dia kenakan,dapatkan,siapkan dan tidak di makan maka jadilah dia orang yang benar-benar PD (walau kadang PD nya berlebih mungkin) tentu saja bukan ke nerveous-an yang dia tampilkan pada orang-orang. Dan lainnya .

Mungkin sebagian orang bisa mengamininya akan buku yang saya baca itu. Yang sebagian saya bawakan dengan cara saya sendiri (semoga saja benar (sambil berharap)). Dan sebagian yang tidak mengamininya. Ga asik dong kalau hidup melulu diwarnai pro tanpa dihiasi kontra. Dan sebaliknya. Betul atau tidak betulnya ga usah di jawab.



Bandung, 30 des 2009
Terinspirasi, saat saya sedang mandi